• Selamat Datang di Blog Tajuddin Akbar
  • Tajuddin Akbar personal Blog
Diberdayakan oleh Blogger.
 

Tugas PRPL



Testing software terdiri dari dynamic verification dari behavior program pada uji kasus, sesuai yang dipilih dari domain eksekusi biasanya terbatas, terhadap perilaku yang diharapkan. Pengujian perangkat lunak terdiri dari subareas berikut:

 1. Software Testing Fundamentals: Subarea ini mencakup definisi dasar di bidang software testing, masalah terminologi dan kunci dasar, dan hubungannya dengan kegiatan lain.

2. Test Levels: Subarea ini menjelaskan sasaran dari tes yang berisi daftar level di mana pengujian software besar secara tradisional dibagi dan tujuan pengujian yang mempertimbangkan pengujian untuk kondisi tertentu atau properti (sifat-sifat)

3. Test Techniques: Bagian ini menjelaskan berbagai teknik testing: didasarkan pada intuisi teknisi perangkat lunak dan pengalaman, teknik berbasis spesifikasi, teknik berbasis kode, teknik berbasis kesalahan pada fungsi, teknik berbasis penggunaan program, teknik didasarkan pada sifat dari aplikasi, kemudian memilih dan menggabungkan teknik

4. Test Related Measures: Uji-terkait evaluasi langkah-langkah dari program yang diuji dengan mengamati uji output, dituntut ketelitian dalam testing ini. Subarea ini menjelaskan tentang evaluasi program yang diuji, dan evaluasi tes performa.

5. Test Process: test proses mendukung kegiatan testing dan memberikan petunjuk untuk tim tester, dari perencanaan testing hingga evaluasi testing output, dilakukan beberapa hal untuk memberikan jaminan bahwa tujuan pengujian akan memenuhi efektifitas biaya. Hal-hal lain terhadap Test proses dibahas dalam subarea. Subarea ini menjelaskan tentang pertimbangan praktis dan gambaran singkat tentang kegiatan uji.


Tes yang berbeda dan saling melengkapi teknik statis, seperti yang dijelaskan dalam KA Kualitas Perangkat Lunak. Hingga: Bahkan dalam program yang sederhana, begitu banyak kasus uji secara teoritis mungkin bahwa pengujian mendalam bisa membutuhkan bulan atau tahun untuk mengeksekusi. Jadi dalam praktek set seluruh tes dapat dianggap sebagai tak terbatas. Pengujian selalu menyiratkan keseimbangan antara sumber daya yang terbatas dan jadwal di satu tangan dan persyaratan pengujian secara inheren terbatas pada yang lain. Terpilih: Teknik-teknik pengujian yang diusulkan banyak berbeda secara mendasar tentang cara untuk memilih test suite dan insinyur perangkat lunak harus menyadari bahwa kriteria seleksi yang berbeda dapat menghasilkan derajat yang sangat berbeda efektivitas. Bagaimana mengidentifikasi kriteria seleksi yang paling cocok dalam kondisi tertentu adalah masalah yang sangat kompleks, dalam prakteknya, menerapkan teknik analisis risiko dan menguji pengetahuan teknik. Diharapkan: Itu harus mungkin, meskipun tidak selalu mudah, untuk memutuskan apakah hasil yang diamati dari pelaksanaan program ini dapat diterima atau tidak, jika tidak upaya pengujian akan sia-sia. Perilaku yang diamati dapat diperiksa terhadap harapan pengguna (sering disebut sebagai pengujian untuk validasi), terhadap spesifikasi (pengujian untuk verifikasi), atau, akhirnya, dengan perilaku yang diantisipasi dari persyaratan implisit atau harapan yang wajar. Lihat, dalam Perangkat Lunak Persyaratan KA, topik Tes Penerimaan 6,4. Pandangan pengujian perangkat lunak telah berkembang menjadi lebih konstruktif. Pengujian tidak lagi dilihat sebagai suatu kegiatan yang dimulai setelah fase coding selesai, dengan tujuan terbatas kesalahan mendeteksi. Pengujian perangkat lunak adalah sekarang dilihat sebagai kegiatan yang harus mencakup pengembangan dan proses pemeliharaan dan merupakan bagian penting dari pembangunan yang sebenarnya dari produk itu sendiri. Bahkan, perencanaan tes harus dimulai sejak dini dalam proses persyaratan dan rencana uji dan prosedur harus dikembangkan secara sistematis dan terus menerus disempurnakan dan mungkin, sebagai akibat dari pembangunan. Ini perencanaan tes dan kegiatan desain sendiri merupakan masukan yang berguna bagi desainer untuk menyorot kelemahan potensial (seperti kelalaian desain atau kelalaian atau kontradiksi dan ambiguitas dalam dokumentasi). Saat ini dianggap sebagai sikap yang tepat terhadap kualitas adalah satu dari pencegahan: hal ini jelas jauh lebih baik untuk menghindari masalah untuk memperbaikinya. Pengujian Oleh karena itu harus dipertimbangkan terutama sebagai sarana untuk memeriksa tidak hanya jika pencegahan telah efektif, tetapi juga untuk mengidentifikasi kelemahan dalam kasus di mana, untuk beberapa alasan, tidak efektif. Hal ini mungkin jelas, tetapi layak mengakui, bahkan setelah selesainya kampanye ekstensif pengujian, perangkat lunak masih bisa mengandung kesalahan. Obat untuk kegagalan perangkat lunak yang berpengalaman setelah melahirkan disediakan oleh tindakan pemeliharaan korektif. Ini membahas masalah pemeliharaan software pada KA Pemeliharaan Software. Kualitas Perangkat Lunak Pada KA (lihat butir 3.3 Software manajemen kualitas teknik), teknik manajemen mutu di perangkat lunak tertentu diklasifikasikan menjadi teknik statis (tidak ada eksekusi kode) dan teknik dinamis (eksekusi kode). Kedua kategori berguna. KA ini difokuskan pada teknik dinamis. Software pengujian juga berkaitan dengan pembangunan perangkat lunak (lihat topik 3,4 Pengujian Konstruksi di KA itu). Unit dan pengujian integrasi sangat erat berkaitan dengan pembangunan perangkat lunak, jika tidak ada bagian dari itu. rincian topik 1. Software Testing Fundamentals 1.1. Testing-related terminology Sebuah pengantar yang komprehensif untuk pengujian perangkat lunak KA disediakan dalam referensi yang direkomendasikan. Banyak istilah yang digunakan dalam literatur rekayasa perangkat lunak untuk menggambarkan kerusakan, termasuk kesalahan, kelalaian, kesalahan, dan banyak lainnya. Terminologi ini tepat didefinisikan dalam IEEE 610,12-1.990, Standar Istilah Rekayasa Perangkat Lunak Terminologi (IEEE610-90) dan juga disebutkan dalam KA kualitas perangkat lunak. Hal ini penting untuk secara jelas membedakan penyebab kerusakan, yang kesalahan istilah atau cacat akan digunakan di sini, dan efek samping yang diamati dalam sistem pelayanan, yang akan disebut kegagalan. Pengujian dapat mengungkapkan kegagalan, tetapi kelemahan yang dapat dan harus dihapus. Namun, harus diakui bahwa penyebab kegagalan tidak selalu dapat diidentifikasi jelas. Tidak ada kriteria untuk menentukan teoritis pasti apa kesalahan yang disebabkan kerusakan yang diamati.
Read more

Teknik Strobist Pada Dunia Fotografi


Satu lagi teknik dalam
fotografi yang akan saya bagikan buat sobat aziscs1 semua Namanya adalah Strobist . Saya banyak melihat foto di forum dan facebook yang menampilkan suatu gambar dengan berbagai macam teknik pencahayaan, saya pun penasaran apa teknik, dan bagaimana cara melakukannya, dengan bantuan om google akhirnya saya menemukan "strobist berasal dari kata strobe, yang dalam istilah fotografi berarti alat yang memproduksi cahaya secara terus menerus. Dengan bahasa yang lebih populer Strobist adalah teknik menggunakan flash/blitz secara off-kamera. Off – kamera ?? iya .. pada umumnya kan flash camera tersebut nancep di hot-shoe pada kamera . Nah off-kamera ini memungkinkan flash dapat ditrigger dimanapun tanpa harus terpasang di hot-shoe. Keuntungannya kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.


  • di Nikon ada yang namanya Nikon-CLS ( Creative Lighting System ) .. di Canon namanya E-TTL . Nikon CLS menggunakan IR ( infrared ) untuk berkomunikasi dengan flash – flash lain . Jadi harus line-of-sight dengan kamera lain meski kyknya bisa juga mentrigger flash lain di balik tembok . Keuntungannya adalah canggih ! Body camera bisa berkomunikasi dengan flash-flash yang ada , mengatur power yang ada , mengatur white balance dsb dsb .. kita tinggal setting seperti biasa dan wah :) . Kerugiannya : harus line-of-sight dan mahal bo !
  • menggunakan Sync cable .. body kamera dan flash dihubungkan via kabel khusus. kerugiannya : beribet , banyak kabel2 bertebaran :) . Keuntungan: fungsi TTL masih jalan
  • menggunakan Radio trigger . Flash ditrigger dari kamera menggunakan frekuensi radio . Ada adapter khusus untuk mekanisme ini : transmitter dan receiver. Sesuai namanya pasti teman-teman tau artinya lah. Transmitter terpasang di body kamera . Jika flash di trigger , transmitter mengirimkan sinyal ke satu / beberapa receiver + flash . Keuntungan : tidak harus line-of-sight .. ini keunggulan utama yg banyak menarik minat orang. Kerugian : fungsi TTL (flash auto ) tidak jalan , harus manual . Dooh manual lagi ?? jaman udah canggih masih manual..hehehehe , yup manual . Hmm sebenarnya sudah ada sih , radio trigger yang bisa TTL . Silahkan google mandiri :)

Ternyata mudah , teori dan prinsip2-nya gampang diingat . Tidak jauh berbeda dengan konsep exposure pada umumnya dengan beberapa catatan seperti :

  • shutter speed mempengaruhi ambien exposure ( background )
  • inverse square law.. aga ribet nih diterangin tapi intinya exposure yang keluar dari flash akan berkurang secara bertahap dengan rumus inverse square law tersebut
  • ada tambahan lighting yaitu dari flash .. kita bisa control output-nya ( jika mode manual )
  • aperture dan ISO tetap fungsinya untuk mengatur cahaya yang masuk

Alat yang paling dibutuhkan untuk menggunakan flash secara off-camera adalah mekanisme wireless trigger (pemantik nirkabel). Pada beberapa kamera dan flash modern, kemampuan nirkabel ini sudah ada secara integrated. Di sistem Nikon di sebut sebagai CLS (Creative Lighting System) sementara di sistem Canon disebut sebagai E-TTL (Evaluative - Trough The Lens). Jangan artikan secara harfiah istilah CLS dan E-TTL, karena bisa membuat bingung artinya, lebih baik ikuti penjelasan berikut ini.


Sistem pemantik nirkabel ini berfungsi untuk menyalakan flash secara sinkron ketika kita menekan tombol shutter pada kamera. Jadi flash akan menyala ketika kita menekan shutter selayaknya flash tersebut berada di dudukan hot shoe di kamera. Uniknya, kita bisa mensinkronisasi lebih dari satu flash bersamaan sekaligus dalam suatu pemotretan. Untuk sebuah foto fashion yang dilakukan outdoor, bisa dibutuhkan 3-5 flash (bahkan bisa lebih banyak) yang dinyalakan secara off-camera. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (budak atau flash lain yang harus tunduk pada flash utama).

Read more

Warna Dalam Fotografi



Warna dalam fotografi

Secara prinsip, warna merupakan salah satu elemen penting dalam fotografi. Warna sangat merespon mata dan menstimulus rasa. Warna membuat rangsangan emosi, karena itu setiap personal memiliki rasa terhadap warna yang berbeda. Pilihan warna memberi pengaruh langsung terhadap persepsi yang melihat. Warna juga menjadi simbol dan perlambang dari sesuatu maupun mengetengahkan identifikasi terhadap sesuatu. Warna sangat eye catching dalam sajian menarik apalagi berkorespondensi dengan elemen bentuk. Foto-foto piktorial lebih cenderung menekankan warna dalam tampilannya. Deskripsi warna dalam fotografi, terkategorisasikan dalam tiga macam penjelasan. Ketiganya terdefinisi sebagai (1) warna dari spektrum cahaya (fisik), (2) warna kimiawi dan (3) warna yang memberi pengaruh psikis.


Warna cahaya

Warna cahaya merupakan warna dari gelombang elektromagnetik yang berasal dari sumber cahaya. Warna sebagai bagian dari spektrum cahaya (warna terbentuk dari spektrum cahaya) yang merujuk pada cahaya yang terdefraksi dalam berbagai warna. Teori spektrum warna yang digagas Isaac Newton menjelaskan bahwa cahaya terdiri bermacam gelombang. Masing-masing gelombang memancarkan warna cahaya yang berbeda. Hanya sebagian kecil saja berbagai cahaya spektrum yang ada di alam ini yang bisa ditangkap oleh medium mata. Antara mata sebagai medium tentu berbeda dengan medium kamera ketika menangkap spektrum cahaya. Kadang justru antara mata dan medium lain memberi hasil yang berbeda.


Cahaya merupakan sinar foton (partikel tanpa berat) yang bergerak . Foton adalah energi terkecil yang dipancarkan sumber cahaya. Kecepatan bergeraknya cahaya adalah 300.000 km/detik. Cahaya bergerak seperti gelombang sehingga dapat diukur panjang gelombangnya.


Spektrum cahaya yang tampak oleh mata adalah berkisar 400 nm - 700 nm. Jika frekuensinya lebih rendah maka termasuk infra merah yang tak tertangkap oleh mata dan frekuensi lebih tinggi dihasilkan ultraviolet yang juga tak nampak oleh mata. Maka hasil foto infra red sebesarnya bukan warna infra red sebenarnya, tetapu hanya gambaran efek yang ditimbulkan sinar infra red.
Warna-warna dengan panjang gelombang pendek (frekuensi tinggi) adalah warna merah, jingga, kuning. Lebih cenderung warm color. Sedangkan warna dengan panjang gelombang pendek (frekuensi rendah) adalah warna biru, lebih mirip cool color.


Dari sejumlah warna dalam spektrum yang nampak, terdapat warna triple sebagai warna dasar. Disebut warna dasar karena warna inilah yang membentuk warna-warna lain dalam kombinasinya. Warna triple terdiri dari Red, Green, Blue atau dikenal dengan warna RGB. Hasil kamera foto digital yang kita gunakan merupakan perpaduan filter RGB. Filter ini ditempatkan dipermukaan sensor untuk menghasilkan foto berwarna seperti realitas yang terlihat. Warna-warna RGB dalam susunan mosaik di atas photosite tersebut menjadikan foto digital berwarna. Warna merah, hijau dan biru yang dihasilkan oleh spektrum cahaya dinamakan warna addictive. Penggabungan warna addictive menghasilkan warna putih yang dianggap sebagai penambahan (add) yang berkebalikkan dengan warna substractive.


Warna kimiawi atau pigmen

Berbeda dengan warna yang dihasilkan spektrum cahaya. Warna kimiawi adalah warna yang sudah ada pada benda. Warna materi adalah warna pigmen yang dimiliki sebuah benda dan memberi ciri warna. Pigmentasi pada benda tidak menghasilkan cahaya melainkan bergantung sumber cahaya sekitarnya untuk terlihat mata. Klasifikasi warna pigmen menurut teori Prang digolongkan dalam beberapa tingkatan, yaitu: (1) warna primer, (2) warna sekunder, (3) warna tersier.

Warna primer merupakan warna dasar yang menghasilkan turunan warna dari hasil kombinasinya. Warna dasar ini, terdiri dari warna Merah (Red), Kuning (Yellow) dan Biru (Blue). Hal ini berbeda dengan warna addictive Merah, Hijau, Biru. Dalam teori ini, warna turunan dari hasil pencampuran warna primer disebut warna sekunder. Warna sekunder merupakan campuran dua warna primer, sebagai contoh: Warna merah dengan kuning menghasilkan warna orange atau jingga. Warna kuning dengan biru menghasilkan warna hijau. Sedangkan pencampuran warna biru dengan merah menghasilkan warna ungu. Sementara warna trisier merupakan gabungan warna sekunder dengan dengan warna primer.


Warna Psikis

Setiap warna memberikan kesan. Keagungan, mewah, kesejukan, kesedihan, maupan kegembiraan adalah deskripsi terbatas terhadap kesan yang ditampilkan oleh warna. Warna juga memberi gambaran suasana yang berhubungan dengan rasa. Warna menjadi simbol yang digunakan menginterpretasikan makna. Dalam fotografi, warna menjadi elemen penting. Warna adalah rangsangan visual yang dilakukan oleh mata dan otak dari interaksi objek dan sumber cahaya. Selain berfungsi memisahkan dan membedakan elemen dalam foto, warna juga memberi keindahan, menarik perhatian, serta berperan penting dalam penyampaian pesan. Disitulah warna membentuk komunikasi psikis.


Pengaruh warna cahaya terhadap warna pigmen

Warna cahaya yang menyinari akan memberi pengaruh terhadap hasil warna benda. Ketika warna benda disinari cahaya maka akan menghasilkan berbeda dengan warna pigmen benda awalnya. Warna pigmen melekat pada bahan, sedangkan warna subtraktif berasal dari cahaya. Ketika sumber cahaya dengan temperatur warna sekitar 3200 K dihasilkan dari lentera, petromak, obor, lampu pijar menimpah warna pigmen, maka hasil warna pigmen menjadi warna kombinasi yang tidak lagi natural dalam tonenya.


Warna addictive

Ada dua macam sifat warna, yaitu additive dan subtractive. Warna additive berasal dari cahaya spectrum. Warna additive terdiri dari merah (Red), hijau (Green), biru (Blue) yang disingkat RGB.

Warna substractive

Warna Dasar yang digunakan pada hasil cetak secara kimiawi adalah Cyan, Magenta, Yellow (Kuning). Disebutkan warna Magenta adalah warna merah yang paling murni. Begitu juga warna Cyan yang digambarkan sebagai warna biru Ben Hur. Sedangkan Warna Kuning adalah warna kuning Lemon. Penambahan warna hitam dilakukan pada pencetakan karena penggabungan warna substractive tidak benar-benar menghasilkan warna hitam tetapi warna kecoklatan.

Yang selalu menjadi persoalaan ketidaksamaan warna hasil pemotretan yang terlihat dilayar monitor dengan hasil cetak disebabkan teori sistem warna berbeda. Sehingga, warna RGB yang dihasillkan kamera digital dikomparasikan dengan warna CMYK yang dihasilkan tinta cetak diperlukan kalibrasi untuk menyamakannya. Meskipun hakekatnya masih ada selisih penyimpangan warna.

Macam warna

Macam warna warm color dan cool color, diantara dua macam warna tersebut ada warna netral. Warna dingin (cool color) merupakan warna yang memberi kesan kesejukan, kedamaian maupun ketenangan. Warna-warna tersebut, misalnya biru, hijau dan ungu. Warna biru sebagai warna langit siang hari ketika cerah. Sedangkan hijau lebih identik dengan warna hijau daun. Warna hangat (warm color) berhubungan dengan matahari yang bersinar di waktu pagi. Warna-warna yang muncul diantaranya merah, magenta, orange dan kuning yang memberi kesan kehangatan. Sedangkan neutral color terdiri dari warna putih, hitam, abu-abu. Selain itu banyak juga yang memasukkan coklat, silver dan gading kedalam warna netral.


Karakteristik warna

Warna memberi kesan psikis terhadap seseorang. Penidentifikasian warna membangun rasa dalam perlambangnya. Setiap warna memberi ciri khas yang berbeda-beda. Individu atau kelompok memilih maupun mempergunakan warna sesuai dengan seleranya. Setiap warna mempunyai karakter yang berbeda. Bermacam warna memberi makna yang berbeda pula. Seperti: (1) Warna merah punya sifat semangat membara. Karena faktor warna merah yang mengadopsi warna darah dalam tubuh, matahari pagi dan api. Warna merah memberi kesan kehangatan berlawanan dengan warna biru yang dingin. Warna merah merupakan tanda bahaya, peringatan, dan berhenti dalam traffic light. Yang melambangkan keberanian, semangat, perjuangan, kekuatan maupun kegairahan. Warna ini sangat cepat merespon mata.


(2) Warna pink melambangkan cinta dan esentrik, sementara romantisme salah satu kesan warna ini. (3) Warna orange merupakan kombinasi antara warna merah dan kuning melambangkan keceriaan, kehangatan persahabatan maupun optimisme. Warna ini mempunyai daya tarik karena cepat merangsang pandangan mata. (4) Warna kuning merupakan perlambang kegembiraan, memberi kesan terang, cerah, bersinar, ketegasan. Warna ini juga menstimulus pandangan mata sebagaimana warna jingga. Mengapa warna merah, jingga dan kuning lebih cepat ditangkap mata? Warna-warna tersebut termasuk warna yang menarik perhatian mata dibanding warna yang lain. Mata lebih peka terhadap warna-warna hangat.
Meskipun senang atau tidaknya terhadap warna tersebut sangat tergantung dengan selera.(5) Warna hijau merupakan warna alam dedaunan yang melambangkan kesegaran, relaksasi, harmoni, kealamian, kesejukan dan bersifat menenangkan. (6) Warna ungu merupakan warna kebangsawanan, aristokrat, kekuasaan, keanggunan, keindahan maupun kelembutan. Merupakan hasil perpaduan warna merah dan biru.


(7) Warna abu-abu memberi kesan ketenangan, keteduhan maupun elegan. Mudah dikombinasikan dengan berbagai warna. Tidak menunjukan kecenderungan dari kekontrasan warna. (8) Warna putih merupakan warna polos, formal dan bersih. Melambangkan kesucian, murni, ringan dan kelembutan. (9) Warna biru memberi kesan kesejukan, dingin, damai maupun memberi ketenangan pikiran. Warna ini juga memberi kesan luas pada ruang. (10) Warna hitam menggabarkan suatu misteri, kegelapan, independen dan dramatis. Selain itu juga mempunyai kesan kesunyian. Hitam termasuk warna yang solid, tegas dan kuat.


(11) Warna silver berkesan glamor, mahal dan kemilauhan. (12) Warna emas melambangkan kemakmuran, aktif dan dinamis. (13) Warna coklat identik dengan buah coklat yang berkesan tua, kesederhanaan, kaya dan hangat.n. Sedangkan (14) warna kream memberi kesan lembut dan klasik.


Jenis Warna

Meskipun kombinasi warna telah mencapai jutaan warna, tapi hingga saat ini tidak ada pernyataan kalkulasi jenis warna dengan namanya secara keseluruhan. Penyebutan nama setelah pencampuran warna tertier sudah tidak lagi terindefikasi namanya dengan jelas. Memang yang banyak dikenal adalah warna-warna terlihat secara umum. Tetapi lebih dari itu tidak dapat terdeskripsikan dengan lengkap. Jenis warna yang mudah dikenali dan sangat familiar, berasal dari warna pelangi, yaitu: Merah Jingga Kuning, Hijau, Biru Nila Ungu. Ataupun benda yang sudah indentik dengan warna, pohon coklat warna coklat, jeruk orange warna orange, perak, emas, kuning telur, gading putih maupun warna lavender dari bunga lavender, lembayung terang. Selain itu banyak warna yang dinamai tapi belum familiar, seperti Olive, Teal, Fuchsia, Lime, Aqua, Turquoise biru hijau, Beige coklat abu-abu, celadon, taupe, pirus dan lain sebagainya. Tetapi setelah turunan warna ini sangat sulit orang mengenal namanya.


Intensitas Warna

aktor yang menjelaskan intensitas warna berketerkaitan dengan kekentalan atau kepekatan suatu warna. pekat tidaknya ditentukan viskositasnya. Intensitas warna kuat merujuk nilai saturasi yang besar. Pengertian saturasi berbeda dengan kontras maupun kecerahan (brightness). Kalau kontras lebih pada perbedaan daerah shadow dan highlight. Sedangkan brightness lebih cenderung pada terang gelapnya warna.
Sementara saturasi, semakin tidak tersaturasi warna dalam sebuah foto maka foto tersebut akan mendekati monokrom.

Nada Warna

Nada warna merupakan tingkatan kecerahan suatu warna dari yang rendah hingga tinggi. Yang membedakan gelap terangnya suatu warna dari warna awal. Dari warna tua hingga ke warna lebih muda dimana diambil dalam interval 10 tingkatan menurut teori zona system yang membedakan dari deretan paling hitam hingga putih. Pencampuran warna awal dengan warna putih atau hitam menyebabkan terang gelapnya suatu warna. Pencampuran warna orisinal dengan warna putih menghasilkan warna cerah. Lantas, pencampuran warna awal dengan hitam akan menghasilkan warna gelap. Deretan degradasi dalam tahap banyak hingga sedikit ini disebut nada warna.

Warna putih akan memantulkan warna sedangkan warna hitam menyerap warna. Permukaan benda yang gelap akan menyerap banyak sinar yang datang. Sedangkan permukaan benda yang terang akan memantulkan sinar yang datang. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya overexpose parsial ketika cahaya mengenai lingkungan dimana banyak area tidak homogen.


Mengkombinasikan warna

Memilih warna dalam konteks fotografi berbeda dengan memilih warna untuk desain. Dalam desain semua warna dapat dipilih dan diatur pewarnaannya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sedangkan untuk fotografi, pemilihan warna merupakan upaya pemaduan warna sebelum pengambilan gambar. Pemilihan warna-warna objek dalam konsep still life. Bisa juga menghindari atau menyeleksi kolaborasi unsur materi dengan background. Menyajikan warna background yang tidak sama dengan subjek.


Bagaimana membuat warna selaras maupun harmonis? Maka kombinasi warna sangat diperlukan untuk menunjang keserasihan. Perpaduan warna terdiri dari (1) warna gradasi, (2) warna senada, (3) warna kontras atau komplemen, (4) warna acak atau tak beraturan.


Warna kontras adalah representasi kebalikan dari dua warna dalam metode diagram lingkaran warna brewster.. Warna terang dengan warna gelap, misal hitam dengan putih. Warna yang bersebrangan, yaitu cyan dengan merah, magenta dengan hijau, biru dengan kuning.
Warna gradasi adalah kombinasi warna yang hampir sama atau mirip. warna setingkat lebih gelap dibanding yang lain. Gradasi warna membuat foto mempunyai ritme warna. Biasanya ada pada saat matahari terbenam maupun terbit, ditunjukkan dengan adanya degradasi warna. Biasanya fotografer memuncul degradasi warna untuk menciptakan nada warna yang menarik dipandang. Setiap tampilan warna akan terlihat menarik, bila ada keserasian maupun komplemennya. Perpaduan gradasi dari warna awal, yaitu kombinasi hitam dan abu abu. Hijau tua dan hijau muda, biru tua dan biru muda. Maupun justru warna yang bersebrangan, yaitu warna kontras. Warna hitam sangat cocok dengan perpaduan berbagai warna, semisal hitam dengan kream.
warna hitam denga warna merah, abu abu, hijau atau kuning. Kadang warna yang dihindari dalam perpaduan, seperti warna putih dengan kuning, hijau dengan putih, coklat dengan putih, biru dengan ungu, hijau dengan merah, maupun hijau ke coklat. Objek yang kaya warna belum tentu jadi menarik dibandingkan dengan objek yang hanya menampilkan dua warna. Justru warn-warna yang hampir duo color lebih mendekati hitam putih menjadi pertimbangan menarik dalam fotografi.


Sifat warna

Sebuah warna dapat dilihat dari berbagai sisi. Warna memiliki (1) saturasi atau kepekatan, (2) brightness (tingkat kecerahan warna) dan (3) corak (hue). Biasanya dalam software pengolah gambar selalu disertakan fasilitas ini. Saturation adalah kepekatan warna yang dimiliki suatu benda, penambahan saturasi membuat warna dalam foto lebih matang, sedangkan pengurangnya membuat semakin pudar. Brightness atau lightness menyangkut terang tidaknya suatu warna. Sementara, Hue lebih cenderung pada perubahan warna secara berbeda dari warna asal.
Sifat warna ini berbeda dengan nilai warna. Nilai warna berkolerasi dengan jumlah prosentase warna. Semisal, warna hitam 100% dengan warna hitam 90%, Maka warna hitam 90 % tidak murni hitam pekat.



Hubungan warna dan exposure

Intensitas cahaya yang menerangi sebuah benda mempengaruhi tingkat exposure, yaitu seberapa besar bukaan diafragma dan rana yang digunakan. Warna permukaan benda yang diterangi cahaya bisa mempengaruhi perhitungan exposure. Tidak heran bila membidik warna putih akan menaikkan nilai exposure, sehinnga mengelabuhi pengukuran diafragma dan rana sebenarnya. Sebab warna putih dianggap sinar oleh perhitungan lightmeter kamera. Sama halnya warna pakaian hitam di daerah terang atau ruang terbuka. Maka lingkungan disekitar warna hitam akan tampak over expose karena lightmeter kamera mengukur seperti tempat yang gelap, meskipun diukur dengan average metering. Hubungan warna hitam dengan gelap sangat tidak bisa dipahami kamera dengan baik. Dalam pembacaan metering warna hitam kadang memberi unsur kesalahpahaman. Kamera membacanya seperti keadaan gelap, akibatnya meng-overexpose-kan keadaan sekitarnya.


Analisis tentang pengaruh terhadap pembacaan exposure pada kertas warna:


BIRU HITAM PUTIH KUNING MERAH HIJAU
8:1/125


Artinya bahwa warna pigmen sebuah benda dalam jarak lebih dekat, memberi pengaruh pada hasil pengukuran exposure. Pembacaan ini tentu meniadakan pengaruh perbedaan spektrum cahaya dan dilakukan dengan sumber cahaya yang sama.


Sumber: FOTOJURNALISTIK

Yuyung Abdi

copyright@JawaPos

Read more

Teknik Dasar Fotografi untuk Pemula

Bagi para penggemar fotografi pemula atau yang lebih dikenal dengan sebutan new entry, dunia foto grafi mungkin merupakan suatu dunia baru yang cukup rumit. Kerumitan dalam dunia fotografi dimulai dari berbagai istilah yang tidak mengerti orang awam sampai dengan aturan-aturan komposisi. Dalam postingan kami kali ini, kami mencoba memberi tutorial sederhana tentang dasar pemahaman kamera dan teknik dasar fotografi untuk membantu para fotografer pemula yang baru mencoba dunia cahaya ini.

Fotografi itu apa?

Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar.

Kamera SLR?

Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.
Seperti dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).

Shutter Speed
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.

Aperture
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2

f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0



Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ).

kesimpulannya adalah aperture ibarat besarnya bukaan keran air, dan shutter speed merupakan lama waktu keran itu dibuka, dan airnya adalah cahaya. jadi berapa banyak cahaya yang masuk ke dalam sensor itu ditentukan oleh bukaan aperture serta kecepatan rana.

Mengenal Mode pada DSLR

Mode DSLR

mode pada kamera DSLR cukup variatif,tergantung pada model dan merk kameranya, namun secara keseluruhan, mode yang ada pada kamera DSLR adalah:

M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

A= Aperture Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

S= Shutter Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal "jepret" saja.

Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Night Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.

Night Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.


selanjutnya kita akan beralih ke pada teknik dasar serta kompsisi dalam fotografi:

Depth of field

Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan ) dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.

Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada foreground:

Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada background:


Contoh berikut menunjukan foto DOF panjang / dalam, dengan fokus pada foreground dan background:


Freeze

Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang freeze, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto freeze adalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto freeze amatir lebih banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula.

Berikut contoh foto freeze:

freeze dengan bantuan flash


Freeze di outdoor (Matahari)


Movement


Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun shutter speed lambat.

Berikut contoh foto movement:



Panning

Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan foto movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.
Contoh foto panning:

Cara foto panning:
Bidik sasaran bergerak ( pada umumnya mobil ), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus mengunci objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap fokus, sekiranya dirasa gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan tombol shutter penuh dengan kamera yang tetap bergerak mengikuti objek.

Bulb

Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.
Contoh foto bulb pada lalu lintas kota malam hari:

Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

referensi: www.Kaskus.us (forum Fotografi)

Read more

Jalan Cahaya

Read more

Hi-Class

Read more

K.O oleh Playstation

Read more
 
Copyright 2009 Tajuddin Akbar